Review Makalah IAD tentang Bumi

Posted by Rumah Subsidi Malang

Bab 1 Pendahuluan
1.1    Latar Belakang
Permukaan bumi terdiri dari 70 % wilayah laut, dan sekitar 90 % dari volumenya merupakan wilayah yang luas dan dingin, yang disebut laut dalam (Nybakken, 1988). Air Laut Dalam (Deep Sea Water) didefinisikan sebagai air laut yang terletak di kedalaman lebih dari 200 m dan tidak ada penetrasi cahaya matahari yang masuk ke lapisan ini. Keberadaannya di kedalaman laut, membuat Air Laut Dalam memiliki karakteristik unik, antara lain temperatur rendah (± 2 °C), kaya nutrisi (200 kali nitrat dan 20 kali fosfat lebih banyak dibandingkan air permukaan), dan memiliki kualitas air yang baik karena bebas patogen (Nakasone dan Akeda, 2000). Sifat-sifat tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan lebih lanjut dalam berbagai bidang, seperti industri perikanan, agrikultur, serta bidang kesehatan.
1.2     Rumusan masalah
    Pengertian Bumi
    Teori Pembentukan Bumi
    Struktur Bumi
    Gejala alam yang terjadi di bumi
    Pembagian musim, suhu, dan waktu pada bumi





Bab 2 Pembahasan
2.1    Pengertian Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya. Diperkirakan usianya mencapai 4.6 milyar tahun. Jarak antara bumi dan matahari adalah 149.6 juta kilometer. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magned yang disebut magnotosfer yang melinndungi bumi dari aning matahari, sinar ultrafiolet, dan raadiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer,Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Lapisan ozon, setinggi 50 km, berada dilapisan stratosfer dan mesosfer untuk melindungi bumi dari sinar ultrafiolet. Perbedaan suhu bumi adalah antara -70 C hingga 55 C tergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun 35,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliyar ton, denang luas permukaan 510 juta km persegi. Berat jenis bumi sekitar 5.500 km/m kubik digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain.
Kerak bumi lebih tipis didasar laut yaitu sekitar 5 km. Kerak bumi terbagikepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng yang menhasilkan gempa bumi. Titik tertinggi dipermukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung mariana di samudra pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Dan danau terdalam adalah danau baikal dengan kedalam 1.637 meter.

2.2    Teori Pembentukan Bumi
    Teori Sedimen
Pengukuran usia Bumi di dasarkan atas perhitungan tebal lapisan sedimen yang membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk setiap tahunnya dengan memperbandingkan tebal batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang ini, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak Bumi. Berdasar perhitungan macam ini diperkirakan Bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu.
    Teori Kadar Garam
Pengukuran usia Bumi berdasarkan perhitungan kadar garam di laut. Diduga bahwa mula-mula laut tiu berair tawar. Dengan adanya sirkulasi air dalam alam ini, maka air yang mengalir dari darat melalui sungai ke laut membawa garam-garam. Keadaan semacam itu berlangsung terus-menerus sepanjang abad. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam pada saat ini, yaitu kurang lebih 320, mak dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
    Teori Termal
Pengukuran usia Bumi berdasarkan perhitungan suhu Bumi. Diduga bahwa Bumi mula-mula merupakan batuan yang sangat panas yang lama-kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu Bumi saat ini, mak ahli fisika bangsa Inggris yang bernama Elfin memperkirakan bahwa perubahan Bumi menjadi buatan yang dingin seoeri saat ini dari batuan yang sangat panas pada permulaannya memerlukan waktu 20.000 juta tahun.
    Teori Radioktivitas
Pengukuran usia Bumi yang dianggap paling benar ialah berdasarkan waktu peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalm perhitungan ini, diperlukan pengetahuan tentang waktu paroh unsur-unsur radioaktif. Waktu paroh adalah waktu yang dibutuhkan radioaktif untuk luruh atau mengurai seingga massanya tinggal separoh.



2.3    Struktur Bumi

    Lithosfer dan Centrosfer
Lithosfer tebalnya hanya kurang lebih 32 km (=32.000 m) dan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia yang berupa benua-benua san pulau-pulau sebagai tempat tinggal. Ketebalan lithosfer tidak sama. Bagian tebal berupa benua setebal 3,5 km dan terdiri atas 2 lapisan, yaitu lapisan sebelah atas, terdiri dari silikon dan aluminium dengan Berat Massa (BM) rata-rata 2,65 dan lapisan sebelah dalam, terdiri dari silicon dan magnesium dengan BM 2,9.
Di bawah ini lithosfer terdapat centrosfer yang dapat dibagi atas:
    Bagian paling dalam  yang disebut inti dalam.
    Bagian luar disebut inti luar, dan
    Bagian mantel; BM inti Bumi = 10,7

    Hidrosfer
Hidrosfer tidak sepenuhnya menutupi seluruh permukaan Bumi, tetapi hanya 75 % yang meliputi lautan, danau-danau, dan es yang terdapat dalam kedua kutub. Kedalaman laut rata-rata 4000 m dan yang terdalam adalah di dekat pulau Guam dengan kedalaman 11000 m.
Hidrosfer mempunyai pengaruh yang besar terhadap atmosfer karena air yang menguap akan membentuk awan yang selanjutnya menimbulkan hujan, kembali ke laut lagi. Siklus air semacam itu berlangsung berabad-abad. Siklus itu menyebabkan air laut menjadi asin karena garam mineral yang mudah larut pada kerak Bumi terbawa ke laut secara terus-menerus.

    Atmosfer
Atmosfer merupakan lapisan gas yang menyelubungi Bumi, yang dalam kehidupan sehari-hari disebut  udara. Tebal Atmosfer sebesar 4800 km, terhitung dari permukaan air laut. Atmosfer terbagi atas tiga lapisan yaitu :
    Troposfer
Lapisan setebal 16 km ini, pada daerah khatulistiwa hingga hanya 8 km pada kutub-kutub Bumi. Hamper seluruh uap air  yang terkandung dalam atmosfer terdapat di dalam lapisan ini. Sehubungan dengan kandungan uap air itulah terjadi hujan, salju, angin, dan badai. Pesawat terbang mangarungi udara hanya sampai batas troposfer. Suhu troposfer terhitung dari permukaan Bumi ke atas ternyata turun secara teratur, setiap 1,6 km turun secara drastic menjadi.
    Sratosfer
Lapisan ini mulai dari 16 km sampai 80 km di atas Bumi. Suhu rata-rata sekitar -35° C. Pesawat terbang sebenarnya masih dapat mengarungi pada lapisan terbawah dari sratosfer, asal semua pintu kabin dapat ditutup rapat dan udara di dalam pesawat diatur, terutama kadar oksigennya hingga seperti kondisi dalam troposfer.
    Ionosfer
Lapisan ini terdapat di atas 80 km dengan tekanan udara sangat rendah sehingga semua partikel terurai menjadi ion-ion. Lapisan ionosfer sangat penting sehubungan dengan komunikasi radio jarak jauh karena lapisan ini merupakan pemantul gelombang radio, sehubungan dengan permukaan Bumi melengkung dan dalam troposfer sering terjadi gangguan cuaca.
    Batu batuan bumi
    Sedimen klastik (konglomerat, batu pasir, arkos, tanah liat, endapan vulkanik) terbentuk dari bagian-bagian batuan atau butir-butir mineral, yang terlepas oleh gerakan-gerakan mekanik. Nama batuan ditentukan menurnt besarnya, mineral yang terkandung dari bahan pengikat yang dimilikinya.
    Sedimen kimiawi (batu kapur, dolomit, gips) terbentnk oleh endapan dari suatu larutan.
    Sadimen organogene (batu kapur tahan fosil, radiolorit) terbentnk dari sisa-sisa hewan dan tanaman, yang dapat tersimpan sebagai fosil. Di samping itu juga dijumpai peralihan dan ke-3 jenis batuan tersebut. Pembentukan sedimen terjadi pada lapisan teratas dari kerak bumi. Proses pembatuan yang dapat terjadi setelah pelepasan tersebut diagnese.
    Batuan metamorf Kelompok batuan ini terbentnk dari batu-batuan lain karena perubahan keadaan suhu dan/atau lekanan.Perubahan ini menyebabkan penyimpangan ciri-ciri mineralogi dan tekstural semula, baik sebagian maupun menyeluruh. Metamorfosa regional terjadi kanena ada suatu paket batuan jatuh ke suatu kedalaman lain di kerak bumi. Pada proses ini terjadi peruhahan tekanan serta suhu dan ada kemungkinan terjadi kristalisasi.
Proses itu dapat berlangsung terus sampai sedemikian rupa, sehingga (tergantung dari susunan kimiawi batuan asalnya) dapat terbentuk granit (granisasi). Melainorfosa kontak (karang tanduk) terutama tarjadi karena suatu lapisan magma yang muncul, menyebabkan kenaikan suhu pada lapisan bagian diantaranya.. Batu-atuan ini terjadi karena penggumpalan cairan atau magma. Magama atau batuan itu terbentuk jauh di kedalaman kerak atau lapisan kulit (basal, peridotit) yang susunannya dapat berbah karena percampuran, pencairan atau diferensiasi batuan lain. Sifat-sifat batuan penggumpalan diakibatkan oleh susunan kimiawi cairan bahan asalnya (batuan yang kaya akan Si02 adalah asam, yang kurang mengandung Si02 bersifat basa) dan cara pengkristalan selama penggumpalan pendinginan yang cepat atau lambat dan tinggi-rendahnya kondisi tekanan.
Batuan dalam (peridotit, gabro, granit) terjadi oleh penggumpalan jauh di dalam kerak atau kulit Batuan saluran (diabas) terjadi oleh penggumpalan di dalam celah-celah kedalaman yang tidak seberapa jauh. Batuan lalehan (basal, riolit) terjadi oleh penggumpalan setelah pelimpahan di atas tanah daratan atau dasar laut. Klasifikasi lebih lanjut dari batuan lelehan didasarkan pada sifat-sifat terjadinya (kesempurnaan pengristalan), hubungan antara kristal-kristal itu (bentuk, massa dasar dan ukuran) dan perbandingan susunan mineralnya.Pada pendinginan lambat, terjadi pengristalan sempurna dan terbentuk batuan bergaris kristal penuh. Pada pendinginan cepat, seperti pada batuan limpahan, hanya mungkin terjadi pengristalan sebagian. Mineral-mineral besar (yang disebut fenoknis atau batuan pertama) yang sudah mengalami kristalisasi sejak masih berbentuk magma, memiliki garis-garis kristal sangat halus atau bermassa dasar halus dan terbentuk pada penggumpalan di permukaan bumi. Pada jenis kuarsa atau kadar gelas tertentu, perbandingan antara feldspat dan mineral plagioklas sangat menentukan dalam melakukan klasifikasi. Jika tidak mengandung gelas dan kuarsa, perbandingan itu jelas terlihat pada kadar tertentu dan mineral pengganti veldspat.


2.4     Gejala yang terjadi di bumi
    Secara fisik, Bumi dibagi menjadi lapisan Litosfer dan lapisan Astenosfer.
    Litosfer merupakan lapisan teratas yang meliputi kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi. Litosfer merupakan bagian yang padat, solid tetapi mudah patah. Litosfer bergerak terapung di atas astenosfer.
Tenaga tektonik menghasilkan bentukan patahan dan lipatan. Patahan adalah perubahan posisi batuan akibat bekerjanya gaya endogen pada batas lempeng.
Patahan dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:
    Graben (slenk) adalah bentuk patahan yang mengalami pemerosotan ke bawah di antara dua bagian yang tinggi.
    Horst adalah bentuk patahan yang mengalami pengangkatan ke atas diantara dua bagian yang rendah.
    Astenosfer merupakan lapisan cair yang meliputi mantel bawah dan inti luar bumi. Lapisan ini “lemah” dengan temperatur yang sangat tinggi. Di lapisan ini terjadi arus konveksi yang menggerakkan lempeng-lempeng permukaan bumi.
    Gempa bumi adalah getaran yang terjadi akibat adanya pergeseran lapisan batuan di dalam bumi. Pusat gempa yang terletak di bawah kerak bumi disebut hiposentrum. Pusat gempa pada titik di permukaan bumi yang terletak tegaklurus di atas hiposentrum disebut episentrum.
Terjadinya gempa bumi memiliki kaitan dengan proses pergeseran lempeng bumi. Lempeng pembentuk lapisan kulit bumi bergerak perlahan sekitar 10-19 cm per tahun. Gerakan lempeng ini ada yang saling menjauh, bergesekan, dan saling bertumbukan, yang kemudian mengakibatkan gempa. 
    Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh air, angin atau gletser. Semua material hasil pelapukan yang tererosi akan mengendap di satu tempat sebagai sedimen.
Berdasarkan tempat dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
    Sedimentasi fluvial
    Sedimentasi aeris
    Atmosfer
    Pemanasan oleh matahari terjadi dengan dua cara, yaitu:
    Pemanasan langsung, terjadi karena adanya penyerapan sebagian sinar matahari oleh uap air,debu dan zat- zat lain yang ada di udara.
    Pemanasan tidak langsung, terjadi karena sebagian sinar matahari selain diserap juga dipantulkan ke atmosfer. Sinar matahari yang dipantulkan ini turut memanaskan udara, terutama pada lapisan atmosfer paling bawah.
    Angin Fohn (angin jatuh panas) mempunyai ciri angin jatuh yang panas dan kering. Maksud angin jatuh adalah angin yang menuruni lereng gunung setelah sebelumnya bergerak naik ke puncak gunung. Pada saat angin tersebut naik ke puncak gunung, angin tersebut mengalami penurunan suhu dan terjadi pengembunan. Pada saat melewati puncak gunung, angin tersebut telah kering dan turun melewati puncak. Namun, suhu angin tersebut naik ketika bergerak turun menuju lembah. Bahkan, ketika sampai lembah, angin tersebut suhunya lebih tinggi dari suhu udara di lembah tersebut, sehingga orang yang tinggal di lembah akan merasakan adanya aliran angin yang panas dan kering.
Contoh angin Fohn adalah angin Gending di daerah Probolinggo, Jawa Timur. Angin ini berhembus di dataran Probolinggo dari arah tenggara setelah melewati pegunungan Iyang-Argopuro pada waktu musim kemarau. (Movie di atas dikonvert dari animasi flash)
    Hidrosfer
Hidrosfer adalah semua air yang berada di bumi, baik dalam bentuk cair (air), padat (es dan salju), maupun dalam bentuk gas (uap air). Jumlah air yang berada di bumi tidak berubah, karena air secara terus-menerus mengalami sirkulasi. Sirkulasi air meliputi proses penguapan (evaporasi), hujan (presipitasi) dan pengaliran (flow). Sirkulasi air ini disebut siklus hidrologi.
Secara umum sebaran air di permukaan bumi dibedakan menjadi air permukaan dan air tanah. Air permukaan adalah segala bentuk perairan yang berada di permukaan bumi.
Berdasarkan letaknya dibedakan sebaran air permukaan menjadi dua bagian, yaitu perairan darat dan perairan laut. Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang berada di darat, misalnya sungai, danau dan rawa.
Sungai merupakan alur panjang di daratan yang berfungsi menampung dan mengalirkan air dari mata air atau air hujan menuju ke laut. Profil memanjang sebuah sungai dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir.



2.5    Pembagian iklim, suhu, dan waktu pada bumi
    Pembagian iklim di bumi
    Iklim hujan tropik.
Suhu bulan terdingin masih lebih panas daripada 18°C; meliputi:
iklim hutan tropik, curah hujan pada bulan terkering Iebih dan 6 cm.
Iklim sabana, memiliki saat-saat kering di musim panas dan dingin.
Angka curah hujan (a cm) dan bulan terkering, kurang dan 6 cm; curah hujan tahunan (r cm) kurang dan 25 (10-a) cm.
Di daerah-daerah r>25(10-a) cm dan a<6 br="" cm="" iklim="" muson.="" suatu="" terdapat="">
    Iklim kering
BW Iklim gurun. Jika / menyatakan suhu rata-rata setahun dalam °C dan r menyatakan jumlah curah hujan setahun dalam cm, maka benlaku r18°C) dan iklim kening dingin, K = (t<18 br="">    Iklim hujan sedang
Bulan terdingin Lebih panas dan -3°C, tetapi lebih dingin dan 18°C.
Cw: iklim C dengan musim dingin kering atau iklim Cina.
Pada bulan terbasah, curah hujan setidak-tidaknya 10 kali lipat daripada bulan terkering.
Cs: iklim C dengan musim panas kering, yang juga disebut etesis atau iklim Laut Tengah. Curah hujan pada bulan terbasah 3 kali lipat daripada bulan terkering.
Cf: iklim C tanpa saat kering yang menyolok. Perbedaan antara bulan-bulan dengan curah hujan terbesar dan terkecil lebih kecil daripada iklim Cw dan Cs.

    Iklim hujan salju
Bulan terpanas, lebih panas daripada 10°C, bulan terdingin lebih dingin dan -3°C.
Df: iklim D tanpa niasa kening yang menyolok.
Dw: iklim D dengan musim dingin kering, juga disebut iklini Transbaikal atau iklim boreal kontinental. Pada butan-bulan terbasah, curab hujan setidak-tidaknya 3x curah hujan pada bulan tenkening.
Pada iklim C dan D masih dapat dilakukan pembagian lain sebagai berikut:
a: musim panas yang sangat panas (bulan terpanas lebih panas dan 22°C);
b: musim panas yang panas (bulan terpanas lebih dingin dan 22°C,
dan selama 4 bulan lebih panas daripada 10°C); c: musim panas yang pendek dan dingin (1—4 bulan lebih panas dan 10°C, bulan terdingin lebih pnas dan -38°C); d: sama dengan c, tetapi bulan terdingin lebih dingin dan -38°C.
    Pembagian curah hujan
    Beberapa ciri umum pembagian daerah-daerah curah hujan di bumi adalah:
    curah hujan besar di daerah sabuk khatulistiwa, di mana angin pasat.
    di atas daratan daerah-daerah khatulistiwa sering terjadi gangguan cuaca pada siang hani, yang biasanya disertai banyak hujan.
     pengaruh pegunungan sangat menentukan. Tempat-tempat di mana angin harus menanjak karena terbentur dinding pegunungan yang tinggi, mengalami curah hujan besar; misalnya daerah-daerah pantai pegunungan Canada dan Amerika Senikat, daerah Chili Selatan sepanjang Pegunungan Andes dan sepanjang lereng barat Pegunungan Himalaya di mana iklim musim dan Cherrapunji (India) sangat banyak membawa hujan (dalam bulan Juli sampai 2.400 mm).
     daerah-daerah pantai barat dan daratan sekitar garis-garis lintang
subtropik sangat miskin akan hujan, karena daerah itu tenletak di sebelah timur sel-sel tekanan tinggi subtropik di mana udara menurun dan sangat stabil;
     di daerah yang selalu bertekanan tinggi (subtropik) dan di batik rangkaian pegunungan tinggi sepanjang angin pembawa hujan dijumpai daerah-daerah gurun;
    daerah-daerah daratan pantai barat dan garis-garis lintang sedang, merupakan daerah kaya hujan sedang.
    daerah-daerah pantai yang pada musim panas mengalami muson darat, mengenal hujan musim panas.
Untuk daerah lautan perkiraan itu dilakukan secara hipotetik.
Tentang pergantian musim tahunan dapat dibedakan beberapa tipe klimatologik
    Tipe hujan
    Tipe Tropik : pada daerah-daerah lintang tinggi, tetapi tidak sampai melebihi garis balik, dengan hujan musim panas konvektif.
    Tipe Muson : angin muson membawa hujan musim panas. Di musim dingin terdapat periode kering panjang.
    Tipe Laut Tengah : dengan hujan musim dingin, musim semi serta musim rontok dan musim panas yang kering, dijumpai di daerah pantai barat dan daratan antara 30° — 40° Lintang Utara dan Selatan.
 Tipe ini berkaitan dengan peralihan kedudukan sel-sel bertekanan tinggi subtropik yang berlangsung lap setengah tahun.
    Tipe Kontinental : hujan musim panas di atas daerah daratan pada garis lintang sedang.
Di pantai barat daerah daratan mi setiap musimnya kaya akan hujan; curah hujan terbesar terjadi di musim rontot















Bab 3 Penutup
3.1    Kesimpulan
    Dari makalah diataas maka dapat disimpulkan bahwa bumi selain mempunyai struktur tubuh yang rumit dan unik,  bumi juga memiliki berbagai iklim dan gejala alam yang ada didalamnya.
Bumi memiliki 4 iklim antara lain :
    Iklim hujan tropis
    Iklim kering
    Iklim hujan sedang
    Iklim salju
Selain itu bumi juga memiliki beberapa unsur lapisan pembentuk antara lain :
    Lithrosfer
    Centrosfer
    Hidrosfer
    Atmosfer
Demikian makalah ini saya buat, kurang lebihnya saya mohon maaf akhirukalam wassalamualaikum.wr.wb





DAFTAR PUSTAKA
    Ikipedia.org, tata surya, www,wikipedia.org, diakses pada tanggal 15-12-2010
    Arland,2006,bumi,www.bumi dan isinya.com, diakses pada tanggal 15-12-2010
    Yahoo.com,bumi kita,www.yahoo.com, diakses pada tanggal 15-12-2010
    http://www.ayocintabumi.110mb.com
    Jasin,Maskoeri,Ilmu Alamiah Dasar,2006,PT Raja Grafindo Jakarta


{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar