Analisis Jabatan Dan Kebutuhan Tenaga Kerja
Oleh : Adi Wibowo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Pekerjaan dianalisis
sebagai kegiatan rutin pada manajemen strategis yang di lakukan sejak awal
tahun 1990-an. Kemudian diperbarui dengan pengertian mengenai pengukuran
kinerja, biaya dan standarisasi, peningkatan produktivitas prosedur teknik industry lainya.
Untuk membantu
organisasi mencapai tujuannya, diperlukan sumber daya manusia yang tepat, yang
memiliki kemampuan sesuai dengan beban tugas yang harus dilaksanakan supaya
tugasnya dilaksanakan secara efektif dan efisien. Definisi jabatan diartikan
sebagai kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seseorang pegawai dalam susunan suatu organisasi.”[1]
Sejalan dengan itu,
pekerjaan berhubungan dengan proses analisis yang di gunakan untuk administrasi
penggajian. Dalam masalah ini analisis pekerjaan digunakan penggembangan
deskripsi dan fungsi jabatan untuk penentuan respon terhadap masing-masing
posisi.
Berbekal dari analisis jabatan
dan kebutuhan tenaga kerja, maka perencanaan SDM perusahaan dalam hal
permintaan dan persediaan karyawan untuk masa yang akan datang dapat diramal
secara sistematis. Hal ini memungkinkan
para manajer dan departemen SDM untuk mengembangkan perencanaan penyusun staff,
di dukung oleh organisasi yang memberikan kesempatan untuk bertindak secara
proaktif dari pada reaktif..
Maka dari sinilah
pentingnya kita mempelajari Analisis
Jabatan dan Kebutuhan tenaga kerja untuk
memantapkan bagaimana suatu lembaga atau perusahaan dapat berjalan secara
efisien dan efektif dalam suatu sistem yang terukur.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah pengertian analisis jabatan?
2.
Apakah
maksud dari kebutuhan tenaga kerja?
3.
Apakah manfaat analisis jabatan dan kebutuhan tenaga
kerja?
4.
Bagaimana proses analisis jabatan dan kebutuhan tenaga
kerja?
1.3.TUJUAN
1.
Mendeskripsikan pengertian
analisis jabatan
2.
Mendeskrisikan
maksud dari kebutuhan tenaga kerja
3.
Mendeskripsikan manfaat analisis jabatan dan kebutuhan
tenaga kerja
4.
Mendeskrikan proses analisis jabatan dan kebutuhan
tenaga kerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Analisis Jabatan dan Kebutuhan
Tenaga Kerja
2.1.1. Analisis Jabatan
Manullang memberikan pengertian Job analysis sebagai suatu proses untuk membuat uraian pekerjaan,
sehingga dari uraian pekerjaan tersebut
dapat diperoleh keterangan-keterangan yang perlu untuk dinilai jabatan itu guna
suatu keperluan.[2]
Istilah analisis adalah
terjemahan dari kata to analyze yang berarti ”menguraikan”.
Jadi analisis jabatan berarti menguraikan suatu jabatan menjadi beberapa tugas
(task).
Menurut Flippo,
“Analisis jabatan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.”
Flippo menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis jabatan,
yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan
dan mempelajarinya lebih mendalam.[3]
Pendapat lain Analisis
jabatan adalah suatu kegiatan pengumpulan, penilaian dan penyusunan berbagai
informasi secara sistematis yang berkaitan dengan jabatan. Atau definisi
analisis jabatan yaitu merupakan kegiatan untuk mempelajari dan menyimpulkan
keterangan-keterangan ataupun fakta-fakta yang berkaitan dengan jabatan secara
sistematis dan teratur.[4]
Dari definisi-definisi
mengenai analisis jabatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis jabatan
merupakan upaya untuk mendapatkan informasi mengenai suatu jabatan dan
syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat memegang jabatan tersebut dengan
baik. Dari pengertian-pengertian tersebut, terlihat bahwa analisis jabatan
merupakan suatu proses yang sangat penting dalam MSDM. Melalui analisis
jabatan, akan diketahui berapa posisi/jabatan yang seharusnya ada dalam suatu
organisasi dan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pemegang jabatan.
BAGIAN-BAGIAN DARI STUKTUR ORGANISASI
2.1.2. Kebutuhan Tenaga Kerja
Bekerja
merupakan suatu wujud dari pada pemenuhan kebutuhan, itu dikarenakan manusia
sebagai makhluk sosial yang mempunyai akal dan pikiran yang melebihi makhluk
lain dan memiliki berbagai kebutuhan. Untuk terpenuhnya kebutuhan harus
melakukan usaha dan bekerja, kebebasan berusaha untuk menghasilkan pendapatan
dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari merupakan hak seseorang. Hal
tersebut berdasarkan ketentuan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 27 ayat (1)
dan (2) yang menyatakan : (1) “Segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. (2) “Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Didalam Pasal 1 ayat
(2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memberikan
pengertian tenaga kerja adalah “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat”. Sedangkan pengertian pekerja/buruh menurut Pasal 3
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah “Setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”.[5]
Buruh adalah orang yang
bekerja pada majikan atau perusahaan apapun jenis pekerjaan yang dilakukan.
Orang itu disebut buruh apabila dia telah melakukan hubungan kerja dengan
majikan. Kalau tidak melakukan hubungan kerja maka dia hanya tenaga kerja,
belum termasuk buruh.[6]
Dari beberapa pendapat
diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian Tenaga kerja adalah seluruh jumlah
penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja dan menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
2.2. Prinsip-Prinsip Analisis
Jabatan (Job Analysis)
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatian dalam menganalis jabatan antara lain sebagai berikut :
1)
Analisis jabatan harus memberikan fakta penting, yang berhubungan dengan pekerjaan dan jabatan yang bersangkutan. Fakta-fakta penting
tersebut tergantung pada hasil analisis yang akan
dipergunakan.
2)
Analisis jabatan harus dapat memberikan fakta-fakta yang diperlukan untuk berbagai macam tujuan.
3)
Analisis jabatan harus sering ditinjau kembali dan apabila perlu diperbaiki.
Dalam organisasi atau perusahaan yang besar, jabatan ataupun pekerjaannya tidaklah
statis, dan sering terjadi perubahan, baik mengenai proses, bahan, proses
produksi, metode, alat maupun aspek-aspek lainnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa
analisis jabatan tersebut merupakan program yang terus menerus (continue) dalam organisasi yang besar.
4)
Analisis jabatan harus dapat menunjukkan unsur-unsur jabatan yang paling penting
diantara beberapa unsur jabatan yang penting.
5)
Analisis jabatan harus dapat memberikan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya. Untuk menentukan dan memperoleh
data, maka diperlukan pelayanan-pelayanan dari para Job
Analysist.[7]
2.3. Analisis Jabatan dalam Perspektif
Islam
Analisis jabatan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Shaff ayat 4:
¨bÎ) ©!$# =Ïtä
úïÏ%©!$#
cqè=ÏG»s)ã
Îû
¾Ï&Î#Î6y $yÿ|¹ Oßg¯Rr(x.
Ö`»u÷Yç/
ÒÉqß¹ö¨B
ÇÍÈ
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.[8]
Dalam tafsir Al-Misbah
dijelaskan kata ( صَفًّا ) shaffan/barisan adalah sekelompok dari sekian
banyak anggotanya yang sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang
kokoh lagi teratur.
Kata (مَّرْصُوْصٌ) marshus
berarti berdempet dan
berdempet dan tersusun dengan
rapi. Yang dimaksud oleh ayat di atas adalah kekompakan anggota barisan,
kedisiplinan mereka yang tinggi, serta kekuatan mental mereka menghadapi ancaman
dan tantangan. Makna ini demikian, karena dalam pertempuran pun, apalagi dewasa
ini pasukan tidak harus menyerang atau bertahan dalam bentuk barisan.
Ayat-ayat di atas merupakan
kecaman. Sementara ulama’ memahaminya sebagai kecaman kepada orang-orang
munafik, bukan orang-orang mukmin, karena sifat orang-orang mukmin sedemikian tinggi
sehingga mereka tidak perlu dikecam. Tetapi kita juga tidak dapat mengatakan
bahwa yang dikecam itu bukan hanya orang-orang munafik, tetapi juga yang
imannya masih lemah, walaupun mereka bukan munafik. Karena itu ayat di atas
menggunakan kata alladziina aamanuu bukan al-mu’minuun. Melalui ayat-ayat
inilah mereka dididik sehingga akhirnya mencapai peringkat keimanan yang tinggi
(mu’minuun).[9]
Dalam tafsir Al Azhar
ayat ini menjelaskan Allah menyatakan cintaNya kepada hambaNya yang beriman,
bilamana mereka bersusun berbaris dengan teratur menghadapi musuh-musuh Allah
di medan perang mereka berperang di jalan Allah, membunuh atau terbunuh. Tujuan
mereka hanya satu, yaitu supaya kalimat Allah tetap di atas dan agama Tuhan
tetap menang, di atas dari segala agama.
Said bin Jubair
mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. ketika akan memulai peperangan dengan musuh
mestilah lebih dahulu mengatur barisan; “Seakan-akan mereka suatu bangunan yang kokoh.” Muqatil bin Hayyan
berkata; “Rapat bersusun di antara yang satu dengan yang lain”.
Qatadah berkata; “
Seakan-akan bangunan yang kokoh! Tidakkah kau melihat
seseorang yang membangun suatu bangunan? Bagaimana dia menyusun rapat
tiap batu bata itu? Tidak ada yang teronjol
atau tinggi rendahan. Demikian pulalah Allah Azza
wa Jalla tidaklah Dia suka perintahNya
tidak dijalankan sungguh-sungguh. Allah memerintahkan barisan di
medan perang sebagaimana barisan di medan sembahyang berjamaah. Teguhilah pemegang perintah Allah ini
supaya kamu menang!.” [10]
Surat ini diturunkan
di Madinah, dalam surat ini terdapat
lima konsep besar yang harus ada untuk mewujudkan organisasi yang kokoh. Yaitu
: kesesuaian konsep dan pelaksanaan dalam organisasi, solidaritas tim,
ketepatan mengukur dan mengetahui kekuatan dan tantangan, serta memiliki kader
yang militan.
Untuk mewujudkan itu
semua diperlukan adanya analisis jabatan, dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi yang
kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya
memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang, dan uraian jabatan (job
description). Semakin tinggi suatu jabatan, semakin tinggi pula tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya.
Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan
menjadi ringan. Yaitu membagi tugas dan pekerjaan sesuai dengan keahlian
masing-masing, jangan menyerahkan tugas dan pekerjaan pada yang bukan ahlinya.
2.4.Tujuan Analisis Jabatan dan
Kebutuhan Tenaga Kerja
Analisa Jabatan merupakan usaha yang
sistematis dalam mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan semua jenis
pekerjaan yang terdapat dalam suatu perusahaan, tentunya tujuan umumnya ialah
untuk memenuhi kebutuhan personalia.
Anlisis jabatan
penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada beberapa
manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga
merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan. Adapun tujuan analisis
pekerjaan yaitu:
1)
Memperoleh tenaga kerja
pada posisi yang tepat,
2)
Memberikan kepuasan
pada diri tenaga kerja,
3)
Menciptakan iklim dan
kondisi kerja yang kondusif.[11]
Sedangkan menurut
Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti uraian dan
spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai
berikut, (1) pengabsahan atas prosedur-prosedur pengangkatan, (2) pelatihan,
(3) evaluasi pekerjaan, (4) penilaian prestasi, (5) pengembangan karir, (6)
organisasi, (7) perkenalan, (8) penyuluhan, (9) hubungan perburuhanm dan (10)
penataan kembali pekerjaan. Sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Flippo
terhadap 899 perusahaan menunjukkan bahwa hasil proses analisis pekerjaan
dipergunakan untuk, membuat rincian kerja (75%), pelatihan (60%), penyusunan
tingkat upah dan gaji (90%), menilai personalia (60%), pemindahan dan promosi
(70%), pengorganisasian (50%), orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%),
dan seterusnya.[12]
Analisis kebutuhan
pekerjaan biasanya melibatkan pengumpulan informasi karakteristik pekerja.
Informasi yang dapat membedakan analisis kebutuhan tenaga kerja antara lain:
1)
Aktifitas dan tingkah laku pekerja
2)
Interaksi antar pekerja
3)
Standar kinerja atau pekerjaan
4)
Pengaruh terhadap keuangan dan
anggaran
5)
Peralatan mesin yang digunakan
6)
Kondisi pekerjaan[13]
Adapun dasar tentang
kebutuhan tenaga kerja dalam Islam berpijak pada Al-Qur’an
surah Al-Qashas ayat 26:
ôMs9$s% $yJßg1y÷nÎ) ÏMt/r'¯»t çnöÉfø«tGó$# ( cÎ) uöyz Ç`tB |Nöyfø«tGó$# Èqs)ø9$# ßûüÏBF{$# ÇËÏÈ
Artinya: salah seorang dari kedua wanita itu
berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada
kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".[14]
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa bumi ini adalah ciptaan
Allah dan tidak untuk kepentingan seseorang atau golongan tertentu, sehingga
dari hal ini tidak layak kalau dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja hanya
memprioritaskan seseorang atau golongan yang hanya karena kedekatan hubungan
saja.
2.5. Manfaat Analisis Jabatan dan Kebutuhan Tenaga Kerja
Dalam organisasi tentu saja analisis
jabatan dan kebutuhan tenaga
kerja memiliki
manfaat. Manfaat analisis jabatan dan
kebutuhan tenaga kerja dapat diuraikan sebagai berikut:
1)
Tugas fisik dan mental apa yang
dilakukan karyawan
2)
Kapan pekerjaan harus diselesaikan
3)
Dimana pekerjaan harus dilakukan
4)
Bagaimana karyawan melakukan
pekerjaan
5)
Untuk apa pekerjaan dilakukan
6)
Persyaratan apa yang diperlukan
untuk menjalankan pekerjaan (Monday dan Noe 1990).[15]
7)
Penarikan, seleksi dan penempatan
karyawan
8)
Sebagai petunjuk dasar dalam menyusun
progran latihan dan pengembangan
9)
Menilai kinerja dan pelaksanaan
kerja
10)
Memperbaiki cara kerja karyawan
11)
Merencanakan organisasi agar
memenuhi syarat atau memperbaiki struktur organisasi sesuai beban dan fungsi
jabatan
12)
Merencanakan dan melaksanakan
promosi serta transfer karyawan
13)
Merencanakan fasilitas dan
perlengkapan kerja bagi karyawan
14)
Bimbingan dan penyuluhan karyawan.[16]
Sirait
menyebutkan dalam buku Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Manajemen
Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, ada beberapa manfaat dalam analisis
jabatan, yaitu:
1)
Digunakan untuk menyusun uraian
jabatan (job description).
2)
Digunakan untuk menyusun
spesifikasi jabatan (job clasification).
3)
Sebagai penetapan standar
pencapaian hasil kerja (job performance standard).
4)
Sebagai penetapan materi latihan
pegawai.
5)
Sebagai penempatan pegawai dalam
suatu jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan.
6)
Sebagai bahan penciptaan rencana
pengembangan potensi dan kemampuan pegawai.
7)
Sebagai penetapan imbalan bagi
pemegang jabatan.[17]
2.6. Proses analisis Jabatan dan
Kebutuhan Tenaga Kerja
2.6.1. Proses Analisis Jabatan
Agar dapat menentukan
jabatan yang tepat maka harus melalui beberapa tahapan. Yang termasuk dalam
pelaksaan atau tahap-tahap analisis jabatan meliputi:
1.
Persiapan
analisis jabatan meliputi :
Ø Merancang bentuk dan penyelenggaraan analisis jabatan
Ø Koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam analisis jabatan
Ø Mendapatkan gambaran tentang fungsi, arus proses dan struktur organisasi
yang akan di analisis berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
Ø Mengadakan inventarisasi pekerjaan dan tenaga kerja yang ada sekarang
2.
Pengumpulan
data meliputi :
Ø Observasi, melakukan pengamatan langsung terhadap karyawan selama
melaksanakan tugas baik pekerjaan yang sederhana
Kelemahan :
Lambat, mahal, terkadang kurang akurat.
Kelebihan :
Memperoleh informasi dari tangan pertama, mengenal kondisi kerja, ketrampilan
yang diperlukan dan peralatan yang digunakan secara real.
Ø Wawancara, bertatap muka langsung dengan karyawan dan atasannya
Ø Kuisioner, Menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya
Kelemahan : Jika terjadi salah paham maka data akan
bias, terkadang tanggapan kurang lengkap.
Kelebihan : Biaya relatif murah, waktu efisien
Ø Pelaporan, informasi diperoleh dari catatan yang disimpan karyawan (Log).
Kelemahan :
tidak dapat menunjukkan data penting, seperti kondisi kerja, peralatan yang
digunakan, dan terkadang karyawan enggan untuk mengisi buku tersebut akibat
kesibukannya sehingga data tidak lengkap
Kelebihan :
Datanya lebih real
Ø Kombinasi, dengan menggabungkan metode yang ada, yang masih dianggap
terbaik adalah observasi dan wawancara karena mampu menghasilkan data pekerjaan
yang akurat. Namun demikian, penggunaan kombinasi tersebut tergantung pekerjaan
yang akan dianalisis.
3.
Pengolahan
data
4.
Penggunaan
dan penyajian informasi jabatan
2.6.2.
Proses
Analisis Kebutuhan Tenagan Kerja
Sedarmayanti didalam bukunya menjelaskan tentang
proses analisis kebutuhan tenaga kerja sebagai berikut:
1.
Perencanaan
analisis pekerjaan
Proses
analisis pekerjaan direncanakan sebelum memulai pengumpulan data dari pimpinan
dan karyawan. Pertimbangan paling penting adalah mengidentifikasi sasaran
analisis pekerjaan. Mungkin hanya untuk memutakhirkan uraian pekerjaan, atau
mungkin tercakup dalam hasil merevisi program kompensasi dalam organisasi.
Sasaran lain mungkin akan merancang ulang pekerjaan dalam suatu departemen atau
divisi organisasi. Mungkin untuk mengubah struktur di bagian tertentu dari
organisasi agar lebih sesuai dengan strategi usaha.
2.
Mempersiapkan
dan memperkenalkan analisis pekerjan
Persiapan
dimulai degan mengidentifikasi pekerjaan yang sedang dikaji. Tugas lain dalam
fase identifikasi ini adalah mengkaji dokumentasi yang telah ada. Uraian
pekerjaan yang ada, bagan organisasi, informasi analisis pekerjaan yang lalu,
dan sumberdaya terkait industri lainnya semua berguna untuk dikaji. Setelah
mendapat rincian dari kajian ini akan menghemat waktu dan tenaga dalam proses
tersebut.
3.
Melakukan
analisis pekerjaan
Waktu yang
cukup harus diberikan untuk mendapatkan informasi dari karyawan dan pimpinan.
Jika dipakai angket, sering membantu untuk meminta karyawan mengembalikan ke
pengawas atau pimpinan untuk ditinjau sebelum dikembalikan kepada pelaku
analisis pekerjaan. Angket harus disertai surat yang menjelaskan proses atau
instruksi pengisian dan pengembalian angket analisis pekerjaan. Begitu data
analisis pekerjaan telah dikompilasi, harus disortir per pekerjaan, famili
pekerjaan dan unit organisasi. Langkah ini memungkinkan komparasi data pekerjaan
yang serupa di seluruh organisasi. Data tersebut harus ditinjau ulang dari
kelengkapan, dan tindak lanjut mungkin diperlukan dalam bentuk wawancara atau
pertanyaan tambahan untuk dijawab oleh pimpinan dan karyawan.
4.
Mengembangkan
uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan
Pada tahap
ini analisis pekerjaan akan menyipkan konsep uraian pekerjaan dan spesifikasi
pekerjaan. Begitu konsep selesai diisi, harus ditinjau ulang oleh pimpinan.
Apakah karyawan meninjau ulang konsep atau menanti untuk menerima uraian
pekerjaan final, sering ditentukan oleh pola manajerial pengawas atau pimpinan
dan budaya organisasi berkaitan dengan partisipasi dan komunikasi karyawan.
Setelah selesai, uraian pekerjaan didistribusikan dalam bentuk dalam bentuk
wawancara atau pertanyaan tambahan untuk dijawab oleh bagian sumber daya
manusia ke pimpinan, pengawas dan karyawan.
5.
Mempertahankan
dan memutakhirkan uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan
Begitu
uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan telah diselesaikan dan ditinjau
ulang oleh semua individu yang sesuai, sebuah sistem harus dikembangkan agar
tetap mutakhir. Bila tidak, seluruh proses yang dimulai dengan analisis
pekerjaan, mungkin perlu diulangi dalam beberapa tahun. Karena organisasi
merupakan entitas yang dinamis dan berkembang, sangat jaran terjasi semua
pekerjaan tetap sama selama bertahun-tahun.
Seseorang
dari bagian sumberdaya manusia biasanya bertanggung jawab menjamin uraian dan
spesifikasi pekerjaan tetap mutakhir. Karyawan yang melakukan pekerjaan dan pimpinan
berperan pentin, sebagai yang terdekat dengan pekerjaan, mereka mengetahui
apabila terjasi perubahan. Satu cara efektif untuk menjamin terjadinya tinjauan
ulang yang sesuai adalah memakai uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan
dalam aktifitas sumberdaya manusia lain, misalnya: setiap kali terjadi
kekosongan uraian dan spesifikasi pekerjaan harus ditinjau ulang dan direvisi
secara tepat sebelum usaha merekrut dan seleksi dimulai. Demikian pula, dalam
organisasi tertentu, pimpinan meninjau ulang uraian pekerjaan setiap sekali
melakukan wawancara penilaian kinerja. [18]
2.6.3.
Perbandingan Jabatan dalam Pendidikan
Desain Jabatan Umum
|
Sekolah
|
Perguruan Tinggi
|
Direktur
|
Kepala Sekolah
|
Rektor/Ketua
|
Wakil Direktur
|
Wakil Kepala Sekolah
|
Wakil Rektor
|
Kepala Bagian
|
Kepala Bagian
|
Kepala Biro/Bagian
|
Manajer
|
Dekan
|
|
Asisten Manajer
|
Pembantu Dekan
|
|
Supervisor
|
Wali Kelas
|
Ketua Jurusan
|
Karyawan
|
Guru Kelas
Pegawai
|
Dosen
Administrasi
|
2.6.4.
Tugas Kepala Sekolah
2.6.5.
Guru dan Wali Kelas
Ø Mewakili orang tua/wali siswa dalam lingkungan sekolah
Ø Membantu pengembangan potensi siswa
Ø Membantu menyelesaikan masalah-masalah siswa
Ø Membina suasana kekeluargaan di kelas
Ø Membuat peta kelas (kondisi dan latar belakang
siswa)
Ø Merekap jurnal kelas dan daftar hadir siswa
Ø Mengisi DKN (leger), rapor dan membagikan,
menerima pengembalian serta menyimpan rapor
Ø
Menjaga dan memelihara lingkungan kelas
2.6.6.
Jabatan Terendah Bagi Dosen
PANGKAT DOSEN PNS
|
JABATAN DOSEN PNS
|
PENATA MUDA
|
ASISTEN AHLI
|
PENATA MUDA TK.I
|
|
PENATA
|
LEKTOR
|
PENATA TK. I
|
|
GAJI POKOK
|
TUNJANGAN FUNGSIONAL DAN SERTIFIKASI
|
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah meninjau pembahasan
sebelumnya dari beberapa pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa:
Setelah meninjau pembahasan sebelumnya
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1.
Analisis jabatan adalah
proses pengumpulan dan pemeriksaan atas aktivitas kerja utama di dalam sebuah
posisi serta kualifikasi (keahlian, pengetahuan, kemampuan serta sifat individu
lainya) yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
2.
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah
penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja dan menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat
3.
Pengumpulan data dalam
analisa jabatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :Observasi,
Wawancara, Kuesioner, dan Catatan Harian Kerja Karyawan.
4.
Proses
penyelenggaraan dalam analisa jabatan ada beberapa tahap-tahap,
yaitu:Tahapan Persiapan, Pengumpulan Data, Kombinasi, Pengolahan data, dan
diskusi hasil pengolahan data.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Departemen Agama RI, Muqodimah Al-Quran dan Tafsirnya, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1975)
Ø Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,(Bandung:
Jumanatul Ali-ART, 2004)
Ø Sedarmayanti, Manajemen sumberdaya manusia.(Bandung: Refika
Aditama. 2016).
Ø Wursanto.
ManajemenKepegawaian 1. (Surabaya: Kanisus. 1998)
Ø M Manullang. Manajemen Personalia, Marihot Manullang, (Yogyakarta: Gajah Mada Press University: 2008),
Ø http://makalainet.blogspot.co.id/2014/01/analisis-jabatan.html
Ø http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-analisis-jabatan-dan-tujuannya-serta-manfaatnya.html
Ø http://regional.kompas.com/read/2011/05/27/04000311/Buruh.Jambu.Bol.Akan.Duduki.Pabrik
diakses pada tanggal 22 Maret 2013
Ø
M. Quraish Shihab, , Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2002)
Ø Hamka, Tafsir
Al Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas 1986)
Ø
Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan
Administratif dan Operasional. B. Siswanto (Jakarta: Bumi Aksara..2002)
Ø Flippo,. Manajemen
Personalia: Edisi Keenam, Jilid 1. Edwin B. (Jakarta: Erlangga.
1994)
Ø
Justine T Sirait, , Memahami Aspek-Aspek
Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi, , (Jakarta: PT Gramedia. 2006)
[2]
M Manullang, Marihot Manullang,
2008, Manajemen Personalia, Gadjah Mada
University Press,
Yogyakarta, hal. 38.
[3]http://makalainet.blogspot.co.id/2014/01/analisis-jabatan.html
[4] http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-analisis-jabatan-dan-tujuannya-serta-manfaatnya.html
[6]
http://regional.kompas.com/read/2011/05/27/04000311/Buruh.Jambu.Bol.Akan.Duduki.Pabrik
diakses pada tanggal 22 Maret
2013
[7] I Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati
dan I Wayan Mudiartha Utama, 2012, Manajemen Sumber
Daya Manusia,
Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 33.
[8]
QS Ash Shaff Ayat 4
[9]
M. Quraish Shihab, 2002, Tafsir
Al-Misbah, Lentera Hati, Jakarta, hal. 191-192.
[10] Hamka, 1986, Tafsir Al Azhar,
Pustaka Panjimas, Jakarta, hal. 125
[11]
Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif
dan Operasional. B. Siswanto (Jakarta: Bumi Aksara..2002)
[12] Flippo,. Manajemen
Personalia: Edisi Keenam, Jilid 1. Edwin B. (Jakarta:
Erlangga. 1994).hal 124
[17]
Justine T Sirait, 2006, Memahami
Aspek-Aspek Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, PT Gramedia,
Jakarta, hal. 47.
[18]
Ibid. Hal 180
{ 2 comments... read them below or add one }
Menangkan juga Jackpot hingga ratusan juta rupiah.
Custumer Service online kami siap 24jam akan melayani Deposit,
withdraw dan Registrasi anda dengan cepat, ramah, sopan dan
juga profesional.
Kami bertransaksi Menggunakan Bank BCA, BNI, BRI , Danamon , dan Mandiri
Ayo segera daftarkan diri anda di www,pokers1288,pw
(WA : 081910053031)
s1288Poker adalah agen bandar online indonesia yang terfavorit dan banyak penggemarnya, Permainan seru ini tanpa bot, tanpa admin dan 100% player vs player. Situs ini adalah jenis permainan Kartu online yang menggunakan uang asli untuk taruhan. Ayo segera bergabung bersama kami di www,s1288,poker - Kami adalah Agen Bandar Online Yang Terbaik dan Terpercaya di Indonesia. Dengan minimal deposit dan withdraw termurah anda bisa mainkan permainan ini sekarang juga. (WA : 081910053031)
Posting Komentar