NAMA :
ANHARUL ULUM
KELAS/NIM :
PAI C/ 10110237
TUGAS :
JURNALISTIK
Akhirnya misi saya ke pulau SEMPU
terselesaikan juga tahun ini, bulan kemarin.
rencana ke sempu sudah ada sejak semester lalu yang nyatanya waktu liburan belum bisa terealisasikan, hingga akhirnya liburan kali ini tepatnya setelah bulan ramadhan saya dan teman-teman saya buat harus jadi berangkat kesana. trip ini diikuti oleh 13 orang, dimana mereka semua adalah teman kuliah saya, dengan komposisi 2 wanita dan 11 lelaki (ga usah dibayangin, bentar lagi saya ceritain) jika disuruh menilai, trip kemarin bisa dibilang cukup sukses..walaupun hanya 13 orang yang berangkat, tapi setelah dilihat dari perjalanan pembuatan rencana dari awal sampai akhirnya terlaksana, banyak terbentur jadwal, banyak perubahan di tengah masa persiapan trip hingga pelaksanaan saya bersyukur hingga akhirnya kami dapat berangkat.
rencana ke sempu sudah ada sejak semester lalu yang nyatanya waktu liburan belum bisa terealisasikan, hingga akhirnya liburan kali ini tepatnya setelah bulan ramadhan saya dan teman-teman saya buat harus jadi berangkat kesana. trip ini diikuti oleh 13 orang, dimana mereka semua adalah teman kuliah saya, dengan komposisi 2 wanita dan 11 lelaki (ga usah dibayangin, bentar lagi saya ceritain) jika disuruh menilai, trip kemarin bisa dibilang cukup sukses..walaupun hanya 13 orang yang berangkat, tapi setelah dilihat dari perjalanan pembuatan rencana dari awal sampai akhirnya terlaksana, banyak terbentur jadwal, banyak perubahan di tengah masa persiapan trip hingga pelaksanaan saya bersyukur hingga akhirnya kami dapat berangkat.
Sempu ituu hidden paradise nya
jawa timur, yaa itulah tempat indah yang saya maksud. pulau seluas kurang lebih
800 ha, mempunyai keindahan alam dengan cita rasa lokal namun berkelas
internasional. kenapa saya pede bilang internasional?? karena disini kami bisa
merasakan sensasi Leonardo DeCaprio dalam film Beach.
Ada
beberapa teman saya yang sudah pernah kesana dan mereka bercerita tentang
keindahan pulau ini, begitupun hal yang sama dibahas dibanyak blog yang saya
temukan ketika berselancar di dunia maya. mau tak mau saya terpengaruh oleh
cerita cerita itu dan mulai berekspektasi tentang pulau Sempu. Mungkin karena
saya dan teman-teman berangkatnya agak sore, dan perjalanan menyusuri hutan
sempu dilakukan malam hari, jadi keindahan alam dari pulau sempu tersebut belum
kami dapatkan. Baru keesokan hari setelah matahari menyingsing dari timur kami
bias merasakan keindahan pulau sempu, dan kalau boleh jujur, saya agak kecewa
ketika sampai disana, kenapa? kotor, rusuh, rungsep, semrawut, dan tak terjaga
adalah kata kata yang belum pernah saya dengar dari mereka yang lebih dahulu
kesini, atau mungkin mereka yang melakukan ini?
Perjalanan
kami ke pulau Sempu dimulai dari Kampus UIN Malang. dengan mengendarai motor
selama 3 jam, mungkin itu karena kita mengalami kecelakaan tragis, tapi
untungnya saya fine-fine aja. Setelah mengalami perjalanan lumayan cukup lama,
akhirnya sampailah kami di TPI.
Dengan
perahu motor kecepatan sedang dibutuhkan waktu 10 hingga 15 menit untuk sampai
di titik pemberhentian. Namanya Teluk Semut. Dari situ P.Jumat si pemilik
perahu menurunkan penumpang dan meninggalkan kami. Sebelum dia bertolak, kami
membuat janji minta jemput pukul 10.00 WIB.
Saat
itu sekitar pukul 16.30 WIB perjalanan menelusuri Pulau Sempu dimulai. Ada
jalur setapak yang mesti kami lewati sebelum sampai di Segara Anakan. Dengan
kecepatan sedang dan sesekali berhenti, hampir sejam kami berjalan melewati
hutan. Jangan bayangkan jalur setapak itu mudah.
Beragam
rintangan, mulai pohon tua besar yang tumbang dan menutupi jalan, struktur
tanah naik turun, kondisi tanah yang lumayan licin ditmbah lagi dengan gelapnya
malam dan hanya dibantu 2 cahaya lampu center
membuat perjalanan cukup menantang. Untungnya saat ini tengah musim kemarau.
Jika musim penghujan bisa saja perjalanan membutuhkan waktu 3 jam karena tanah
becek. Cukup ngos-ngosan juga sebelum sampai di Segoro Anakan.
Selama
perjalanan, kami berpapasan dengan para pengunjung yang ingin menginap di sana.
Cukup mudah menebak rombongan yang akan menginap. Mereka membawa serangkaian peralatan
tenda dan minuman botol bisa menjadi tanda bakal bermalam di Sempu. Cukup wajar
saat itu pengunjung Sempu ramai. Itu lantaran masih dalam suasana liburan
Lebaran.
Setelah
hampir 1 jam setengah perjalanan, samar-samar terlihat sebuah danau dan
terdengar suara air menghantam karang. Kami terus menyusuri lereng karang selebar kurang dari
satu meter dengan danau di sisi kanan untuk mencapai segara anakan. Setelah
melewati perjalanan yang cukup menantang, tibalah di tepi segara anakan. Di
situ, kami mendirikan tenda untuk menginap. Keesokan harinya kami baru bisa menikmati
keindahan segara anakan.
Sebuah
tempat yang berair jernih, berpasir putih, dengan lubang air tempat air laut
masuk. Dikelilingi bukit-bukit karang dan pepohonan lebat. Tak jauh dari segara
anakan, dan kami pun juga dapat menaiki bukit untuk menikmati megahnya lereng
curam dan laut lepas Samudra Hindia.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar