BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan modern ini banyak ilmu
pengetahuan yang berkembang dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Baik ilmu pengetahuan yang membahas tentang fenomena-fenomena kehidupan duniawi
maupun ilmu pengetahuan yang membahas tentang kehidupan akhirat.
Ilmu pengetahuan yang membahas tentang berbagai
fenomena-fenomena kehidupan yang terjadi di kehidupan dunia seperti Biologi
yang membahas tentang makhluk hidup baik hewan, tumbuh-tumbuhan maupun manusia,
Geografi yang membahas tentang fenomena-fenomena yang terjadi di bumi mengenai
troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, eksosfer dll, Ilmu Pengetahuan
Sosial yang membahas tentang kehidupan sosial manusia dalam, Sains dan
Teknologi yang membahas tentang ilmu eksak seperti matematika, kimia, fisika dan
lain-lain. Sedangkan ilmu pengetahuan yang membahas tentang pengetahuan yang
menyankut kehidupan di akhirat seperti ilmu tauhid, ilmu tasawuf dan lain
sebagainya.
Dari berbagai ilmu pengetahuan tersebut,
manusia dapat mengetahui semua bentuk kejadian-kejadian yang terjadi di
kehidupan dunia maupun di akhirat. Namun manusia masih banyak yang belum
mengetahui tentang apa yang di maksud dengan ilmu pengetahuan, objek dan metode
dalam ilmu pengetahuan itu sendiri. Oleh karena itu saya akan membahas tentang
pengertian ilmu pengetahuan, objek dan metode ilmu pengetahuan dalam makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
- Metafisika
Filsafat memiliki cabang-cabang yang
berkembang sesuai dengan persoalan filsafat yang mana filsafat timbul karena
adanya persoalan-peersoalan yang di hadapi oleh manusia. Setelah adanya
persoalan-persoalan tersebut maka muncullah cabang-cabang filsafat. Dimana
cabang-cabang filsafat yang tradisional itu terdiri atas empat yaitu
logika,metafisika,epistemologi,dan etika. Namun demikian berangsur-angsur
berkembang sejalan dengan persoalan yang di hadapi oleh manusia. Untuk
mempermudah pemahaman kita perlu diutarakan kepada cabang-cabang filsafat yang
pokok,yaitu:
Metafisika digunakan untuk menunjukkan
karya-karya tertentu Aristoteles. Dimana didalam metafisika terdapat persoalan
-persoalan yang dapat di rinci menjadi 3 macam yaitu:
a. Ontologi
b. Kosmologi
c. Antropologi
Aliran -aliran dalam metafisika
cabang-cabang filsafat menimbulkan aliran-aliran filsafat sebagai berikut :
1.
Segi kuantitas; dipandang dari segi kuantitas maka
muncullah aliran -aliran filsafat antara lain:
a. Mononisme; aliran filsafat yang menyatakan
bahwa hanya ada satu kenyataan yang terdalam (yang funda mental)
b. Dualisme; yaitu aliran yang menyatakan
adanya dua substansi pokok yang masing-masing berdiri sendiri.
c. Pluralisme; yaitu aliran filsafat yang
tidak mengakui adanya satu substansi atau hanya dua substansi melaikan mengakui
adanya banyak substansi .
2.
Dari segi kualitas; di mana di lihat dari segi kualitasnya
yaitu dipandang dari segi sifat nya maka terdapat beberapa aliran filsafat
yaitu:
a. Spritualisme; aliran filsafat yang
menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam alam semesta yaitu roh.
b. Materialisme yaitu aliran filsafat yang
menyatakan bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi.
3.
Dilihat dari segi proses terdapat beberapa aliran
yaitu;
a. Mekanisme dimana mekanisme ini berasal dari
bahasa yunani mechan(mesin).menurut aliran ini semua gejala atau pristiwa
seluruhnya dapat diterangkan berdasarkan pada asas-asas mekanis(mesin).
b. Telelogis aliran ini tidak mengingkari
hukum sebab akibat, tetapi bependirian bahwa yang berlaku dalam kejadian alam
bukanlah hukum sebab akibat tetapi awal mulah nya memang ada sesuatu kemauan
c. Vitalisme menyatakan bahwa hidup tidak
dapat di jelaskan secara fisik kimiawi .
B.
Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa
yunani episteme(pengetahuan). Secara umum epistemologi yaitu cabang filsafat
yang membahas tentang hakikat pengetahuan manusia, yaitu tentang sumber, watak
dan kebenaran pengetahuan.
1. Rasionalisme
Aliran rasionalisme berpendapat bahwa
ssemua pengetahuan beersumber pada akal fikiran atau ratio. Tokoh-tokoh nya
antara lain sebagai berikut: Rene Descartes (1596-1650), ia membedakan ada nya
tiga idea yaitu:innate ideas (ide bawaan), yaitu sejak manusia lahir.
Adventitous ideas, yaitu idea-idea yang berasal dari luar manusia, dan idea
yang dihasilkan oleh fikiran itu sendiri yaitu di sebut faktitious ideas. Tokoh
rasionalisme yang lain adalah spinoza (1632-1677), Leibniz (1646-1716).
2. Empirisme
Empirisme adalah aliran ini beroendirian
bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melalui pengalaman indra. Indra
memperoleh pengalaman (kesan-kesan) dari alam impiris, selanjutnyas kesan-kesan
tesebut terkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Tokoh-tokoh
impiris antara lain:Jhon locke (1632-1704), menurutnya pengalaman dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu: - pengalaman luar (sensation), yaitu
pengalaman yang diperoleh dari luar. pengalaman dalam (batin) (reflexion).
Kedua pengalaman tersebut merupakan idea-idea yang sederhana, yang kamudian
dengan prosses asosiasai membentuk idea yang lebih kompleks (Harun Hadiwijono;,
lihat Ali Mudhofir:48:
David HUME (1711-1776); yang meneruskan
tradisi impirisme. Hume berpendapat bahwa, idea-idea yang sederhana adalah
salinan (copy) dan sensasi-sensasi sederhana atau idea-idea yang kompleks di
bentuk dan kombinasi idea-idea sederhana atau dari kesan-kesan yang kompleks.
Aliran ini kemudian berkembang dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada abat 19 dan 20.
3. Realisme
Realisme yaitu suatu aliran filsafat yang
menyatakan bahwa objek-objek yang kita serap lewat indra adalah nyata dalam
diri objek tersebut. Objek-objek tersebut tidsk tergantuk pada subjek yang
mengetahui atau tidak tergantung pada fikiran subjek. Fikiran dan dunia luar
saling berintriaksi , tetapi intraksi tersebut mempunyai sifat dasar dunia
tersebut. Tokoh-tokoh aliran realisme antara lain sebagai berikut: Aristoleles
(384-322 SM), menurut aristoteles realitas berada dalam benda konkrit atau
dalam proses-proses perkembangannya. Dunia yang nyata adalah dunia yang kita
serap. Bentuk (from) atau idea atau prinsip keteraturan dan material tidak
dapat dipisakan. Kemudian aliran realisme berkembang terus dan kemudian berkembanglah
aliran realisme baru, yang tokoh-tokohnya adalah sebagai berikut: George Edward
Moore, Bertrand Russell, sebagai reaksi terhadap aliran ideaisme ,
subjektivisme dan absolutisme menurut rialialisme baru bahwa eksestensi objek
tidak tergantung pada diketahuinya objek tersebut (lihat : Kattsoff 1986 : 110,
Ali Mudhofir, 1985 : 49).
4. Kritisme
Kritisme yang menyatakan bahwa akal
menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiris (yang meliputi indra dan
pengalaman). Kemudian akal menempatkan, mengatur dan menertibkan dalam
bentuk-bentuk pengamatan yakni dalam ruang dan waktu. Pengamatan merupakan
permulaan pengetahuan sedangkan pengolahan akan merupakan pembentuknya.
Tokoh-tokohnya adalah Imanuel Kant (1724-1804). aliran kritisme Kant ini nampaknya
mensintesakan antara rasionalisme dan empirisme (Ali Mudhofir, 1985 : 52)
5. Positivisme
positivisme dengan tokohnya August Comte
yang memiliki pandangan sebagai berikut : sejarah perkemabnagan pemikiran umat
manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu :
a. Tahap pertama : tahap theologis yaitu
manusia masih dipercaya dengan pengetahuan atau pengenalan yang mutlak. Manusia
pada tahap ini masih dikuasai oleh tahyul-tahyul, sehingga subyek dan objae
tidak bisa dibedakan.
b. Tahap kedua : adalah tahap metafisis yaitu
pemikiran manusia berusaha memahami dan memikirkan kenyataan, akan tetapi belum
mampu membuktikian dengan fakta.
c. Tahap ketiga : yaitu tahap positiv yang
ditandai dengan pemikiran manusia untuk menemukan hukum-hukum dan saling hubungan
lewat fakta. Maka pada tahap inilah pengetahuan manusia dapat berkembang dan
dibuktikan lewat fakta. (Harun Hadi Wijono, 1983 : 110 : dibandingkan dengan
Ali Mudhofir, 1985 : 52).
6. Skeptisisme
Skeptisisme menyatakan bahwa penyerapan
indra adalah bersifat menipu atau menyesatkan. Namun pada zaman modern
berkembang menjadi skeptisisme metodis (sistematis) yang mensyaratkan adanya
bukti sebelum suatu pengetahuan diakui benar. Tokoh-tokohnya adalah Rene
Descartes (1596 – 1650)
7. Pragmatisme
Pragmatis, aliran ini tidak mempersoalkan
tentang hakikat pengetahuan namun mempertanyakan tentang pengetahuan dengan
manfaat atau guna dari pengetahuan tersebut dengan kata lain perkataan
kebenaran pengetahuan hendaklah dikaitkan dengan manfaat dan sebagai sarana
bagi suatu perbuatan. Tokoh-tokoh aliran pragmatisme antara lain : C.S Pierce
(1839 – 1914), yang menyatakabn bahwa yang terpenting adalah manfaat apa yang
dapat dilakukan pengetahuan dalam suatu rencana. Tokoh yang lainnya adalah
Willyam Jammes (1824 – 1910), yang menyatakan bahwa urusan kebenran sesuatu
ghal adalah ditentukan oleh akibat praktisnya.
C.
Metodologi
Cabang filsafat tentang metodologi
adalah membahas tentang metode terutama dalam kaitannya dengan metode ilmiah.
Hal ini sangat penting dalam ilmu pengetahuan terutama dalam proses
perkembangannya. Misalnya metode ilmiah dalam ilmu sejarah, dalam ilmu
sosiologi, dalam ilmu ekonomi dan sebagainya. Metodologi membicarakan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah misalnya sifat observasi,
hipotesis, hukum teori, susunan eksperimen dan sebagainya (Kattsoff 1986 : 73
).
D.
Logika
Logika adlaha ilmu yang mempelajari
pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan sebab-sebab
mengenai kesimpulan (Titus, 1984 : 18). Logika pada hakekatnya mempelajari
teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan-bahan
tertentu, atau dari suatu premist. Logika disebut juga sebagai suatu ilmu
tentang penarikan kesimpulan yang benar (Kattsoff : 1985 : 72). Logika dibagi
menjadi dua macam yaitu logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif
berusaha untuk menemukan aturan-aturan yang dapat dipergunakan untukl menarik
suatu kesimpulan yang bersifat keharusan dari peremis-premis tertentu. Logika
Induktif, mencoba untuk menarik suatu kesimpulan dari sifat-sifat perangakat
bahan yang diamati
E.
Etika
Etika
atau filsafat prilaku sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan tindakan
manusia dengan penekanan yang baik dan yang buruk. Terdapat dua hal
permasalahan yaitu : menyangkut tindakan dan baik buruk apabila permasalahan
jatuh pada tindakan, maka etika disebut sebagai “filsafat normatif”. Dalam
pemahaman etika sebagai pengetahuan mengenai norma baik buruk dalam tindakan
mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikian ini mempersoalkan tindakan
manusia yang dianggap baik yang harus dijalankan, di bedakan denga tindakan
buruk atau jahat yang dianggap tidak manusiawi. Dengan demikian etika berbeda
dengan agama yang didalamnya juga memuat dan memberikan norma baik buruk dalam
tindakan manusia. Pasalnya , etika mengandalkan pada rasio semata yang lepas
dari sumber wahyu agama yang dijadikan sumber norma ilahi, dan etika lebih
cendrung bersifat analisis dari pada praktis.dengan demikian, etika adalah ilmu
yang bekerja secara rasional. Sementara dari kalangan non filsafat, etika
sering digunakan sebagai pola bertindak praktis ( Etika Propesi). Etika dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: etika deskriftif.etika normatif, dan etika
metaetika.
Aliran-aliran dalam bidang etika yaitu:
1. Idealisme
Yaitu
suatu sistem moral antara lain mengakui hal-hal sebagai berikut: adanya suatu
nilai,asas-asas moral,atau aturan-aturan untuk bertindak,lebih mengutamakan
dengan kebebasan moral,lebih mengutamakan hal yang umum dari pada yang khusus.
2. Etika teleologi
Menyatakan
bahwa perbaikan pertindakan sepenuhnya bergantung pada suatu tujuan, atau suatu
hasil baik secara langsung maupun tidak langsung.yang termasuk etika teleologi
adalah utilitarisme.
3. Hedonisme
Aliran ini
menyatakan bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada suatu kenikmatan adalah
merupakan suatu tujuan dari tindakan manusia oleh karna itu tindakan manusia
baik dan buruk, etis atau tidak etis didasarkan pada suatu tujuan kenikmatan
manusia
4. Ultitarianisme.
Adalah
aliran ini menyatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan
jumlah yang sebanyak-banyak nya. Aliran ini dikembangkan oleh Bentham dan Mill
bersaudara.
5. Intusionisme
aliran ini
berpandangan bahwa jenis-jenis tindakan dapat diketahui baik atau buruk secara
langsung tanpa memikirkan nilai yang terdapat dalam akibat-akibat dari tindakan
tersebut.
F.
Estetika
Estetika
adalah cabang filsafat yang membahas tetang keindahan. Estetika membicarakan
tentang definisi, susunan dan peranan keindahan. Kata estetika beerasal dari
bahasa yunani 'Aesthetikaos' yang artinya bertalian dengan penjeratan
(pengindraan). Apakah fungsi keindahan dalam kehidupan kita? Apakah hubungan
antara yang indah dengan yang baik dan lain sebagainya?
1. Filsafat Hukum yaitu membahas tentang
hakikat hukum
2. Filsafat bahasa yaitu membahas tentang
hakikat bahasa
3. Filsafat sosial yaitu membahas tentang
hakikat hubungan (intraksi manusia dalam masyarakat)
4. Filsafat ilmu yaitu membahas tentang
hakikat ilmu pengetahuan.
5. Filsafat politik yaitu membahasa tentang
hakikat masyarakat dan negara dengan segala apseknya.
6. Filsafat kebudayaan yaitu membahas tentang
hakikat kebudayaan
7. Filsafat Lingkungan yaitu membahas tentang
hakikat hubungan manusia dengan lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
berdasarkan pembahasn makala tersebut di atas maka
kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyebabkan timbulnya cabang-cabang
filsafat adalah adanya persoalan-persoalan yang di hadapi manusia.
2. Alira-aliran yang dicapai meta fisika
adalah adanya persoalan yang dihadapi manusia .di pandang dari berbagai segi :
a. Kuantitas yakni mononisme : dualism dan
pluralisme
b. kualitas adalah : Spiritualisme dan
metarialisme
c. Dari segi proses : Mekanisme, teologis dan
vitalisme
3. Yang dimaksud dengan :
a. Epistemologi adalah cabang-cabang filsafat
yang membahas tentang hakekat pengetahua manusia metedologi adalah membahas
metode terutama dalam kaitanya dengan metode ilmiah .
b. logika adalah ilmu yang mempelajari
pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan sebab
mengenai kesimpulan.
c. etika adalahsatu cabang filsafat yang
membicarakan tindakan manusia dengan penekanan yang baik dan yang buruk .
d. estetika adalah cabang filsafat yang
membahas tentang keindahan
e. meta fisika adalah di gunakan untuk
menunjukan karya-karya tertentu Aristoteles.
B.
Saran-Saran
Dari hasil pembahasan makalah tentang cabang-cabang Filsafat ini, penulis
menyampaikan agar kiranya kita memahami tentang logika berfikir menurut tokoh
dan dekade para filosor pada zamannya. Sehingga dapat mengambil manfaat dari
hasil pemikiran tersebut sebagai upaya memperbaiki kehidupan dan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
- Taftir, Ahmad. 2004. Filsafat Umum., PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
- Kaelan, M.S. 1996. Filsafat Pancasila. Paradigma. Yogyakarta
- Mohammad Adib, 2010 Filsafat Ilmu. Pustaka PelajarYogyakarta
- Bertrand Russell. 1995. The Problem of Phylosophy. Toronto: Oxford University Pres
- Drs. Burhanuddin Salam. 1984. Pengantar Filsafat. Jakarta
- Juhaya S. Praja, Prof. Dr. Aliran-aliran dalam Filsafat dan Etika. (2005). Jakarta : Prenada Media
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar